Minggu, 08 Juli 2012

Anthem of LIverpool.


Watch the video by click this link

Innalilahi wa'innalilahi Raji'uun.Berita duka.

Sidoarjo - Simulasi penyelamatan Kapal Selam KRI Cakra 401 di Perairan Pasir Putih, yang menewaskan dua prajurit, telah menempuh persiapan cukup lama. Armatim menegaskan bahwa simulasi yang digelar Sabtu (7/7/2012) lalu itu merupakan waktu yang tepat.

"Simulasi ini (penyelamatan kapal selam) memang sudah diagendakan. Para prajurit sebelumnya telah melalui persiapan yang lumayan panjang," kata Kadispen Armatim Letkol Yayan Sugiana usai menghadiri pemakaman Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo di pemakaman khusus warga TNI Angkatan Laut wilayah timur, Juanda, Sidoarjo, Minggu (8/7/2012).

Kabar yang berhembus, tentara angkatan laut luar negeri pun belum tentu berani melangsungkan simulasi penyelamatan kapal selam semacam ini. Lalu mengapa Komando Armada Timur (Koarmatim) TNI AL berani menggelar simulasi tersebut?

"Usaha ini justru untuk menemukan sikap profesionalisme prajurit. Yaitu satu-satunya dengan cara berlatih. Yang namanya prajurit harus tetap berlatih," jawabnya.

 http://news.detik.com/read/2012/07/07/194718/1960190/10/dua-tni-al-gugur-saat-simulasi-penyelamatan-kapal-selam-di-situbondo
Menjelang hari simulasi, lanjut Yayan, para prajurit dan seluruh anggota TNI AL yang terlibat juga terus-menerus dilatih keterampilan. Termasuk keterampilan selam.

"Latihan sudah berkali-kali dilaksanakan, termasuk keterampilan selam. Salah satunya, latihan diving di dalam tangki selam milik Dislambair," jelas Yayan.

Namun, adanya kecelakaan yang menimpa Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo dan Kolonel Laut (P) Jeffri hingga tewas di luar prediksi. Yayan berharap semoga keluarga yang ditinggalkan tabah.


Diberitakan sebelumnya, simulasi penyelamatan Kapal Selam KRI Cakra 401 mengalami gangguan. Akibatnya, dua orang perwira tewas. Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo dan Kolonel Laut (P) Jeffri mengalami pendarahan pada hidung dan telinga saat muncul ke permukaan laut.

 Simulasi yang digelar pada Sabtu pagi hingga siang ini melibatkan banyak kru. Selain 1 unit Kapal Selam KRI Cakra 401, juga ada tiga unit kapal atas air, 2 tim Satuan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), 1 unit Kapal Ponton Lumba-Lumba, 1 tim Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska), 2 tim kesehatan dari Lakesla dan RSAL dr Ramelan Surabaya serta Pesawat Cassa dan 1 unit Helikopter BO-105.

Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo dimakamkan di pemakaman khusus warga TNI Angkatan Laut wilayah timur, Juanda. Tepatnya di Desa Gebang, Kecamatan Sedati, Sidoarjo.

(Detik Surabaya)

Assalamualaikum.Uji coba blog baru.INDONESIA GO NUCLEAR!!!!!!


                         
                      Program Nuklir Indonesia merupakan program Indonesia untuk membangun dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan listrik), hingga tahun 2011 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan publik, walaupun sudah dianggap kalangan internasional bahwa Indonesia sudah cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya.
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.
Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya.
Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 Tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) didirikan tahun 1998. Penelitian energi atom dimulai di Indonesia. Selain untuk memproduksi listrik, teknologi nuklir juga digunakan untuk kegunaan medis, manipulasi genetika dan agrikultur.
Rencana untuk program PLTN dihentikan tahun 1997 karena penemuan gas alam Natuna dan krisis ekonomi dan politik. Tetapi program ini kembali dijalankan sejak tahun 2005.[1]
Indonesia menyatakan bahwa, sebagai penandatangan NPT (Non-proliferation Treaty) dan Comprehensive Safeguard Agreement program akan berkembang dengan pantauan International Atomic Energy Agency (IAEA). Oleh sebab itu, Mohammed ElBaradei diundang untuk mengunjungi negara ini pada Desember 2006.
Protes terhadap rencana ini muncul pada Juni 2007 didekat Jawa Tengah[1] dan juga lonjakan pada pertengahan 2007.[2]
Pada maret 2008 , melalui menteri Riset dan Teknologi, Indonesia memaparkan rencananya untuk membangun 4 buah PLTN berkekuatan 4800 MWe (4 x 1200 MWe) [2]
Lokasi reaktor nuklirUntuk penelitian, reaktor riset telah dibuat di Indonesia:
  1. Bandung, Jawa Barat. Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung. (reaktor Triga Mark II - berkapasitas 250 kW diresmikan 1965 , kemudian ditingkatkan kapasitasnya menjadi 2 MW pada tahun 2000 ).[3]
  2. Yogyakarta, Jawa Tengah (Reaktor penelitian nuklir Kartini - kapasitas 100 kW operasi sejak 1979).
  3. Serpong (Banten). (reaktor penelitian nuklir MPR RSG-GA Siwabessy - kapasitas 30 MW diresmikan tahun 1987).
  4. Berbagai lokasi yang dipelajari kelayakannya sebagai calon tapak untuk membangun reaktor untuk memproduksi listrik (PLTN):
  1. Muria, Jawa Tengah.
  2. Bangka, Provinsi Bangka Belitung.Berdasarkan UU No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, PLTN hanya dapat dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan swasta, BUMN atau Koperasi. Sedangkan BATAN berkewajiban menyiapkan infrastruktur dasar seperti persiapan SDM, studi kelayakan calon tapak, kajian teknologi sebagai TSO (technical support organization), dan pengolahan limbah.
Sumber daya alam
ndonesia memiliki dua lokasi eksplorasi uranium, yaitu tambang Remaja-Hitam dan tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua uranium tersebut terletak di Kalimantan Barat. Jika uranium tidak cukup, Indonesia memiliki pilihan mengimpor uranium yang banyak tersedia di pasaran internasional.
Kerjasama
Indonesia adalah anggota aktif IAEA (International Atomic Energy Agency) yang berkedudukan di Vienna, Austria. Kerjasama multilateral via IAEA berlangsung baik dan telah menghasilkan ratusan pakar dan ahli di Indonesia melalui pelatihan di luar negeri maupun via kunjungan ekspert ke Indonesia. Selain itu ada pula kerjasama regional di Asia dan Asean yang berlangsung saling menguntungkan.
Pada tahun 2006, Indonesia menandatangani perjanjian dengan negara lain untuk nuklir, termasuk Korea Selatan, Rusia, Australia dan Amerika Serikat. Australia tidak bermasalah untuk mengirim uranium ke Indonesia, dan terdapat kesepahaman dengan pihak Rusia yang menawarkan untuk membangun reaktor nuklir di Gorontalo.
Motivasi
Indonesia memiliki beberapa alasan untuk membangun reaktor tersebut:
  1. Konsumsi energi Indonesia yang besar dengan jumlah penduduk 237 juta (sensus 2010).
  2. Nuklir akan mengurangi ketergantungan akan petroleum.
  3. Jika konsumsi energi dapat disediakan dengan nuklir, Indonesia dapat memproduksi lebih banyak minyak bumi.
  4. Memproduksi energi yang dapat diperbaharui lainnya, seperti angin dan tenaga matahari lebih mahal.
  5. Jepang, seperti Indonesia, sering terkena gempa bumi, tetapi memiliki reaktor nuklir.
  6. Emisi gas dapat dikurangi.
Kritik
Rencana nuklir Indonesia dikritik oleh Greenpeace dan grup individual lainnya, seperti Gus Dur. Pada Juni 2007, hampir 4.000 demonstran di Jawa Tengah meminta pemerintah membatalkan rencana pembangunan reaktor nuklir. Mereka menolaknya karena bahaya limbah nuklir, dan lokasi Indonesia di Cincin Api Pasifik, dengan banyak aktivitas geologi, seperti gempa bumi dan letusan gunung, sehingga berbahaya untuk memiliki reaktor nuklir.[1]
Jakarta - Pemerintah Iran siap mendukung program nuklir Indonesia. Iran pun bersedia memperluas kerja sama bilateral dengan Indonesia, terutama dalam sektor teknologi nuklir.
"Kami siap bekerja sama dengan Indonesia dalam hal teknologi nuklir berdasarkan ketentuan internasional dan di bawah NPT (Non Proliferation Treaty)," kata Utusan Khusus Presiden Iran, Alaeddin Boroujerdi, di kediaman Dubes Iran, Jakarta, Jumat (1/10).
Ketua Komisi I Parlemen Iran itu menjelaskan bahwa Iran menentang keras upaya-upaya monopoli dalam energi nuklir di dunia, mengingat cadangan minyak bumi dunia yang merupakan sumber energi di dunia saat ini semakin menipis.
Boroujerdi berpendapat bahwa penguasaan teknologi nuklir merupakan hal yang tidak bisa ditawar, bila suatu negara ingin mandiri.
"Negara mana pun yang tidak memiliki teknologi nuklir, tidak akan bisa menjadi negara mandiri di masa datang," katanya.
Namun, dia mengatakan bahwa Iran tetap berpegang teguh pada prinsip untuk tidak mengembangkan senjata nuklir karena satu bom atom saja dapat membahayakan, seperti bencana yang pernah terjadi di Hiroshima dan Nagasaki.
"Kami adalah pihak pertama yang mengusulkan Timur Tengah bebas dari senjata nuklir," katanya.
Boroujerdi menyampaikan bahwa Iran sangat khawatir bahwa Israel yang memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir dapat mengancam keamanan di Timur Tengah.
Melalui kunjungan satu harinya di Jakarta, Boroujerdi telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat siang guna menyerahkan pesan tertulis khusus Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Boroujerdi mengatakan surat tersebut berisikan tentang harapan Republik Islam Iran agar Indonesia dapat memainkan peran konstruktif untuk membantu penyelesaian masalah nuklirnya.
"Dalam pertemuan tadi siang dengan Presiden Indonesia yang didampingi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, kami berbicara dan bertukar pandangan terkait berbagai hal di dunia, khususnya masalah nuklir Iran, dan hal-hal lain menyangkut situasi politik di Timur Tengah," tambahnya.(ant/waa)









Sejarah nuklir indonesia dimulai pada tanggal 16 November 1964 ketika ilmuwan-ilmuwan anak bangsa yang dipimpin Ir. Djali Ahimsa berhasil menyeleseikan criticality-experiment terhadap reaktor nuklir pertama Triga Mark II di Bandung. Pada keesokan harinya tertanggal 17 November 1964 Surat Kabar Harian Karya memberitakan soal kedatangan abad nuklir di Indonesia. Kemudian pada tanggal 18 November 1964 Radio Australia mengumumkan bahwa“Indonesia mampu membuat reaktor atom”. Disusul dengan ulasan dua menit oleh “stringer” AK Jacoby yang menulis : Indonesia masuk abad nuklir. Suatu hal yang sungguh membanggakan bahwa di umurnya yang masih 19 tahun, Indonesia berhasil melakukan apa yang negara - negara maju telah lakukan. Inilah bukti bahwa bangsa kita adalah sejajar dengan bangsa lain.

Hari Sabtu, tanggal 20 Februari 1964 reaktor pertama dengan daya 250 kW ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu Ir.Soekarno. Reaktor ini digunakan untuk keperluanpelatihan, riset, produksi radio isotop. Reaktor ini mengalami dua kali pembongkaran untuk mengganti beberapa komponen utamanya pembongkaran pertama pada 1972 dipimpin Sutaryo Supadi dan yang kedua pada 1997 dipimpin Haryoto Djoyosudibyo dan A. Hanafiah.

Reaktor Nuklir Kartini yang berlokasi di Yogyakarta, merupakan Reaktor Nuklir yang dirancang bangun oleh anak bangsa.

Tidak cukup sampai disini pada tahun 1979. Indonesia mengoperasikan Reaktor kartini yang berdaya 100 kw yang didesain dan dirancang bangun oleh putra - putri terbaik bangsa. Pada tahun 1987 di serpong resmi dioperasikan reaktor serpong yang berdaya 30 Mw Pada pertengahan tahun 2000 TRIGA MARK II selesei diupgrade dengan daya 2000 kW, dan pengoperasiannya diresmikan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri nama reaktor diubah menjadi Reaktor TRIGA 2000 Bandung.

Sadar akan kebutuhan SDM yang mahir dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir yang diperlukan untuk mampu memasuki Industri Nuklir maka pemerintah pada awal tahun 1980-an membentuk Jurusan Teknik Nuklir di Fakultas Teknik Nuklir UGM, Jurusan instrumentasi Nuklir dan Proteksi Radiasi di bagian Fisika UI, serta Pendidikan Ahli Teknik Nuklir di Yogyakarta (sekarang Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir). Namun pada tahun 1997 Program Nuklir Indonesia ( dalam hal ini perencanaan pembangunan PLTN ) berhenti yang salah satunya dikarenakan karena penemuan gas alam di kepulauan Natuna. Ini menyebabkan Jurusan Teknik Nuklir di UGM saat ini sudah berubah dan diganti menjadi Teknik Fisika, sedangkan Jurusan Instrumentasi dan juga Jurusan Proteksi Radiasi dari Bagian Fisika UI, ditutup. Namun saat ini masih terdapat kegiatan pendidikan tentang Iptek Nuklir di ITB sebagai bagian dari Departemen Fisika ITB (S1, S2, S3) dan juga di UGM (S3). Sehingga Praktis hanya di Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir yang menjadi satu - satunya perguruan tinggi yang mencetak tenaga - tenaga profesional di bidang IPTEK Nuklir.

Sadar tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik Nasional jika hanya bertumpu pada pembangkit Listrik konvesional maka Pada Tahun 2005 Indonesia kembali menjalankan program nuklir ini. Pada tahun 2006 pemerintah menetapkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) melalu Kepres No 5 tahun 2006, yang mengamanatkan bahwa pada tahun 2025, energi terbarukan plus nuklir bisa mencapai kurang lebih 5 persen untuk kebutuhan listrik Indonesia.

Kerja sama dengan IAEA - meliputi persiapan pembangunan PLTN dan persiapan regulasi, kode, panduan, dan standar bagi PLTN -pun dirintis sejak 2005. Pada 2008, regulasinya diharapkan sudah siap. Saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) sudah dibuat dan tinggal ditandatangani oleh Presiden. Kali ini rupanya pemerintah tidak main-main dalam rencananya ini, ini terlihat dalam kurun waktu berdekatan, Indonesia sudah menandatangani sejumlah nota kesepakatan kerja sama bidang nuklir dengan beberapa negara. Rusia, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat (AS).Disini sudah jelas, bahwa ternyata bangsa kita sudah memiliki cukup pengalaman dalam bidang teknologi yang satu ini. Anak- anak bangsa terbukti mampu mengoperasikan 3 reaktor nuklir di indonesia selama bertahun - tahun dengan bersih dan belum memiliki catatan buruk mengenai kecelakaan nuklir yang membahayakan lingkungan dan masyarakat. Sudah ada pula ribuan aplikasi nuklir yang dipakai di bidang kesehatan seperti pada proses radiasi kanker dan teknik isotop untuk pengembangan obat. Ini belum Ratusan aplikasi nuklir yang dipakai di bidang industri seperti dalam proses desalinasi air, pemuliaan tanaman, dan banyak lagi.
 
Ungkapan skeptis dan pesimis yang terhadap kemampuan SDM indonesia dalam teknologi nuklir, menurut saya tidak lebih dari sebuah mental inferior yang telah ditanamkan penjajah kepada kita selama bertahun - tahun, sehingga pemikiran ini bak warisan - diturunkan turun temurun dari generasi ke generasi, sehingga kita selalu berpikiran bahwa bangsa lain lebih hebat dari kita, bangsa lain lebih pandai dari kita. Padahal pada kenyataannya sekali - kali tidaklah demikian. Mental inferior inilah yang harus dihapuskan dari pemikiran para generasi muda jika bangsa kita ingin maju. Sejarah telah membuktikan bahwa kita mampu merdeka dengan keringat dan darah kita sendiri, dan bukan merupakan pemberian orang lain. Ini sebenarnya merupakan tanda bahwa kita adalah sejajar dengan bangsa - bangsa lain, bahwa bangsa ini merupakan bangsa besar yang juga mampu untuk melakukan apa yang bangsa lain telah lakukan demi kemajuan negerinya. (http://um.ac.id)